<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d37849578\x26blogName\x3dVeritas+of+Islam\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://pasukanbadar.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://pasukanbadar.blogspot.com/\x26vt\x3d3901965244543772544', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Tuesday, January 09, 2007

MEMAHAMI KEMBALI KONSEPSI JIHAD DIDALAM ISLAM


Ketika kita membaca kata “Jihad” sebenarnya mungkin yang terbayang dihadapan kita adalah bahwa jihad adalah suatu konsep peperangan didalam Islam, memang banyak ulama yang berpendapat bahwa jihad sebenarnya bukan hanya menyangkut perang, namun fokus kita dalam bahasan ini adalah jihad dalam arti peperangan yang ada didalam konsepsi hukum Islam.



Jihad seringkali disalah artikan sebagai kegiatan ofensif atau menyerang negeri-negeri lain yang bukan Islam dalam rangka penyebaran Islam. Pada kenyataannya didalam konsepsi islam Jihad dikenal sebagai suatu konsep defensif yang hanya boleh dilakukan untuk membela diri.



Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (2:190)



Islam mengenal istilah da’wah disamping istilah jihad, da’wah artinya mengajak orang dengan cara yang baik dan ini adalah cara yang paling baik didalam menyebarkan Islam.



Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(16:125)



Konotasi perang untuk menyebarkan agama sebenarnya mempunyai makna lain yaitu memaksakan kehendak inilah yang kemudian ditolak oleh Islam, Islam mengajarkan tidak ada paksaan dalam beragama.



Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) (2:256)



Tuduhan yang dialamatkan kepada Islam sebagai agama yang menyebarkan keyakinannya dengan peperangan sesungguhnya amatlah naif, sebab kita tahu tidak ada satupun tentara Islam yang datang ke Asia Tenggara dan menyebarkannya lewat peperangan disana akan tetapi faktanya Islam menyebar di Asia Tenggara dengan begitu masif. Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa Islam memang disebarkan secara damai dan peperangan dilakukan jika pemerintah yang berkuasa mencoba untuk menghentikan dan menghalang halangi da’wah Islam dan ini adalah salah satu bentuk defensif.



Didalam sejarah Islam kita mengetahui peperangan yang dilakukan Rasulullah Saw dan para sahabatnya terhadap musyrikin Quraisy adalah bentuk defensif dari penindasan yang dilakukan terhadap mereka. Allah berfirman :



Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[134]. Dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (2:217)



Penyebaran Islam kewilayah-wilayah Romawi yang sering dituding sebagai salah satu bentuk manifestasi dari bentuk penyebaran Islam melalui kekerasan sebenarnya tidak lepas dari sikap defensif kaum muslimin ketika dawah mereka dihalang halangi. Bentrokan pertama dengan kaum Romawi dimulai pada perang Mut’ah dimana kaum muslimin membalas kekejaman romawi atas perlakuan mereka terhadap utusan kaum muslimin yang hendak menyampaikan Islam terhadap mereka.



Ahli-ahli sejarah masih berbeda pendapat mengenai sebab-musabab terjadinya ekspedisi Mu'ta itu. Sebagian mengatakan bahwa dibunuhnya sahabat Nabi di Dhat't-Talh itulah yang menyebabkan adanya penyerbuan sebagai hukuman atas mereka yang telah berkhianat itu, yang lain berpendapat bahwa ketika Nabi mengirim seorang utusan kepada gubernur Heraklius di Bushra (Bostra), utusan itu dibunuh oleh orang badwi, dari Ghassan, atas nama Heraklius. Lalu Muhammad mengirimkan mereka yang sedang berperang di Mu'ta supaya memberi hukuman kepada penguasa itu dan siapa saja yang membantunya. (Muhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Nabi Muhammad Saw)



Pertempuran selanjutnya yang diteruskan kaum muslimin terhadap wilayah-wilayah lain dari Romawi tidak lain adalah karena Romawi masih ingin melancarkan kepada Islam dan kaum muslimin. Haikal mencatat ketika kaum muslimin berhasil menguasai jazirah semenanjung arab utara.



Sementara perhatiannya sedang diarahkan ke seluruh jazirah Arab supaya jangan lagi ada pihak yang akan dapat menggoyahkan, dan keamanan di seluruh wilayah itu benar-benar aman sampai ke pelosok-pelosok, tiba-tiba ada berita sampai kepadanya dari pihak Rumawi, bahwa negara itu sedang menyiapkan sebuah pasukan tentara yang hendak menyerang perbatasan tanah Arab sebelah utara, dengan suatu serangan yang akan membuat orang lupa akan penarikan mundur yang secara cerdik dilakukan pihak Arab di Mu'ta dulu itu. (Ibid )



Inilah yang kemudian harus dipahami ketika kaum muslimin kembali menyerukan Jihad ketika menghadapi arogansi negara-negara barat yang bukan suatu kebetulan berada pada posisi membunuh kaum muslimin, menjarah tanah mereka, di Irak, chechnya. Afghanistan, Palestina, dan berbagai belahan bumi lainnya. Apa yang kaum muslimin lakukan adalah membela harga dirinya, mempertahankan keluarga saudara-saudara mereka serta tanah air mereka, sampai disini sesungguhnya perjuangan yang dilakukan kaum muslimin dalam bentuk jihad fisabilillah dalam arti peperangan mendapatkan legitimasinya.



Bagaimana dengan sebagian kaum muslimin yang melakukan pengeboman atas nama Islam ?, tentu saja kita harus memahami konsep dan memahami kondisi mereka, konsepsi Islam jelas melarang membunuh orang-orang yang yang tidak berdosa, yang tidak mengangkat pedang terhadap mereka.



Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( 5:8 )



Namun kita harus memahami kondisi psikologis mereka yang membuat mereka lebih emosional ketimbang dalam keadaan yang biasa, dari sini kita tidak dapat membenarkan tindakan mereka, namun disisi lain kita harus juga tidak menimpalkan semua kesalahan kepada mereka sebab apa yang mereka lakukan adalah reaksi dari kebiadaban musuh musuh Allah, dan seharusnya barat lebih banyak berintropeksi ketimbang menyalahkan kaum muslimin sebab tidak ada asap tanpa api, tidak ada reaksi tanpa aksi.



Wallahu A’lam Bishowab

 

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home